Sejarah Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam

September 19, 2020
sejarah kerajaan mataram

Lazuva.com – Sejarah Kerajaan Mataram | Berikut ini adalah kerajaan Mataram Kuno dan kerajaan Mataram Islam. Salah satu kerajaan yang pernah eksis di nusantara adalah kerajaan Mataram, lebih khususnya ada kerajaan Mataram Kuno dan kerajaan Mataram Islam. Keduanya mempunyai sejarah panjang di bumi nusantara. 

Disini akan dibahas secara lengkap mengenai sejarah Kerajaan Mataram, baik Mataram Kuno dan juga masa kejayaan Kerajaan Mataram Islam. Pendiri Kerajaan Mataram, letak Kerajaan Mataram, pendiri Kerajaan Mataram Islam, dan masih banyak lagi.

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Indonesia tidak hanya memiliki banyak pulau, suku dan bahasa namun juga banyak kerajaan. Salah satunya adalah kerajaan Mataram Kuno atau Mataram (Hindu). Untuk tahu bagaimana sejarah kerajaan Mataram Kuno, simak informasi berikut.

Lokasi

Menurut sejarah, posisi persis dari Kerajaan Mataram Kuno mengalami beberapa pergantian karena bencana alam. Pusat pemerintahan ada di Jawa Tengah kemudian pindah ke Jawa Timur.

Lokasi kerajaan Mataram Kuno berada di Jawa Tengah atau yang biasanya disebut dengan Bumi Mataram. Lokasi ini dikelilingi oleh pegunungan serta gunung. Diantaranya adalah Gunung Lawu, Pegunungan Sewu, Gunung Sindoro, Sumbing, Tangkuban Perahu dan Merapi, Merbabu.

Daerah Bumi Mataram sangat subur karena dialiri oleh banyak sungai. Beberapa diantaranya adalah Bengawan Solo,Bogowonto, Progo, Elo.

Wangsa

Menurut sejarah, Mataram Kuno pernah ada di kekuasaan 3 Wangsa (dinasti) namun ada pula yang menyebutkan 2 dinasti. 3 dinasti tersebut adalah Wangsa Sanjaya, Syailendra dan Isana. Sedangkan 2 Wangsa yang di maksud dalam beberapa sumber adalah dinasti Sanjaya dan Syailendra.

Menurut sejarah, Wangsa Isana adalah Wangsa kerajaan Medang yang didirikan Mpu Sindok. Wangsa Syailendra sendiri menganut agama Buddha sedangkan Sanjaya memiliki aliran syiwa dan beragama Hindu.

Awal Dibangun Kerajaan Mataram Islam

sejarah kerajaan mataram kuno

Menurut prasasti Mantyasih, Kerajaan Mataram Kuno berdiri tahun 907. Prasasti yang mengatasnamakan Dyah Balitung tersebut menjelaskan jika penguasa pertama dari wangsa Sanjaya. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya adalah rajanya.

Nama ‘Ratu’ itu sendiri memiliki arti yang sama dengan ‘Rakai’ dan ‘Bhre’ yaitu seorang penguasa.

Ratu Sanjaya mengeluarkan prasasti tahun 732 M. Dalam prasasti tersebut berisi tentang posisinya sebagai raja. Ratu Sanjana sendiri memiliki pendahulu yang bernama Sanna yang merupakan saudara dari ibu Sanjaya, Sannaha. 

Karena pemerintahan yang gagal di kerajaan tak bernama tersebut, Sanjaya kemudian membereskan kondisi kerajaan yang dipimpin Sanna.

Sebelum menjadi raja di Mataram Kuno, Sanjaya merupakan penguasa di Kerajaan Sunda, Jawa Barat dan menikahi putri Raja Tarusbawa. Karena kecakapannya dalam memimpin kerajaan, Sanjaya menggantikan Ratu Sima di kerajaan Kalingga. Hingga di abad ke-7, Sanjaya akhirnya membagi wilayah dari 3 kerajaannya ke 2 putranya.


Baca Juga:

Inilah Misteri Candi Gedong Songo Paling Menarik

Mitos Mengerikan Air Terjun Grojogan Sewu Tawangmangu


Wangsa Sanjaya

Seperti yang diketahui, jika Wangsa Kerajaan Mataram Kuno yang pertama adalah Wangsa Sanjaya. Sanjaya sendirian dialah penganut Hindu Syiwa yang taat dan cakap dalam memimpin kerajaan.

Berdasarkan pada Kitab Negarakertagama, kecakapan Sanjaya bercermin dari Kerajaan Majapahit yang sukses menerapkan Bhineka Tunggal Ika. Sanjaya juga berperan sebagai jembatan antara penduduk Mataram Kuno yang berkeinginan memeluk agama Budha.

Selama pemerintahannya, Mataram Kuno berhasil membangun komoditi berupa olahan padi. Komoditi tersebut bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di dalam dan luar Mataram Kuno.

Wangsa Sanjaya Kerajaan Mataram Kuno berlanjut hingga Rakai Panangkaran yang menanggantikan Sanjaya setelah wafat. Sifatnya yang pemberani membuat Rakai Panangkaran berhasil melakukan banyak penaklukan wilayah kerajaan sekitar Mataram Kuno.

Selama masa pemerintahannya, pemeluk agama Budha menempati wilayah selatan dari Jawa Tengah. Sedangkan pemeluk agama Hindu bertempat di utara Mataram Kuno. Ini dilakukan agar kedua agama tersebut bisa hidup secara berdampingan dan damai.

Rakai Panangkaran ini akhirnya merubah agamanya dari Hindu menjadi Buddha tepatnya Budha Mahayana. Semenjak itu, ia mendirikan dinasti baru yang disebut dengan dinasti Syailendra. Walaupun begitu, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa lewat Rakai Pikatan yang menikahi puteri Samarattungga yaitu Pramodhawardhani.

Saat masa pemerintahan Rakai Pijatan, pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno berpindah dari Mataram ke Mamrati atau daerah Kedu. Lalu pindah ke Poh Pitu saat pemerintahan Dyah Balitung dan kembali lagi ke Mataram (pemerintahan Dyah Wawa).

Berakhirnya pemerintahan Rakai Sumba Dyah Wawa berarti berakhir pula masa Wangsa Sanjaya. Namun, ada beberapa sumber sejarah yang mengatakan jika Kerajaan Mataram hancur karena bencana alam. Karena hal tersebut, pemerintahan Sumba Dyah Wawa berakhir.

Dinasti Syailendra

Dinasti Syailendra di Mataram Kuno bermula dari Rakai Panangkaran yang merubah agamanya dan kemudian mendirikan Wangsa bernama Syailendra. Wangsa inilah yang menjadi Wangsa kedua yang menguasai Kerajaan Medang atau Mataram Kuno.

Penganut agama Hindu mendirikan candi sepert Dieng dan Gedong Songo. Sedangkan penganut agama Budha mendirikan candi seperti Mendut, Borobudur.

Walaupun penganut agama budha dan hindu dapat hidup berdampingan, namun tetap ada masalah seperti siapa yang menjadi penerus. Akhirnya Wangsa Sanjaya dan Syailendra bersatu lewat Rakai Pikatan yang merupakan Wangsa Sanjaya.

Kala itu, Rakai Pikatan menikahi Pramodawardhani dari dinasti Syailendra. Akibat dari pernikahan tersebut, kedua agama yang sebelumnya sempat tidak akur menjadi akur kembali.

Raja yang Berkuasa di Mataram Kuno

Ada 16 raja yang pernah berkuasa di Mataram Kuno. 6 Raja Kerajaan Mataram Kuno yang pertama yang harus kamu tahu, diantararanya adalah:

 

  • Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (717-746 M)

 

Sanjaya memerintah selama 29 tahun. Sanjaya merupakan penguasa pertama dari Kerajaan Mataram Kuno dan awal dari Wangsa Sanjaya.

 

  • Sri Maharaja Rakai Panangkaran Dyah Pancapana (770 M)

 

Rakai Panangkaran masih memiliki hubungan keluarga dengan Ratu Sanjaya. Selain itu, di masa pemerintahannya, Candi Kalasan berhasil dibangun.

 

  • Dharanindra atau Indra (782 M)

 

Raja dari dinasti Syailendra Kerajaan Mataram Kuno ini berkuasa atas Kerajaan medang dan Sriwijaya. Menurut prasasti dalam, raja dengan julukan Wairiwarawiramardana ini berhasil menaklikkan Semenanjung Malaya hingga daratan Indocina.

 

  • Sri Maharaja Rakai Warak (802 M)

 

Raja bernama Samragrawira ini adalah penguasa Kerajaan Medang dan Swiwijaya. Sri Maharani Wakai Warak ini juga merupakan Putra dari Dharanindra.

 

  • Rakai Garung (828-847 M)

 

Rakai Garung merupakan raja dari wangsa Sanjaya. Berdasarkan prasasti, upacara Sima dilakukan oleh Rakai Garung dan Partapan Pu Palar.

 

  • Sri Maharaja Rakai Pikatan Mpu Manuku (840an -856 M)

 

Raja ke-6 yang mendapatkan gelar Jatiningrat di abad 856 ini membangun Candi Siwa atau Siwagrha. Pemerintahannya kemudian diwariskan ke Dyah Lokapala yang merupakan anak bungsunya.

 


Baca Juga:

Peninggalan Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap dan Silsilah Raja-raja

Inilah Misteri Candi Gedong Songo Paling Menarik


Keruntuhan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno bangkit kembali saat masa pemerintahan Dyah Balitung. Dari kepemimpinannya tersebut, wilayah Mataram Kuno berkembang hingga pulau Bali.

Sayangnya, perseteruan tidak bisa dihindari. Awal perseteruan bermula semenjak Samaratungga (Rakai Garung) meninggal. Balaputeradewa selaku anak dari Samaratungga tidak terima jika Rakai Pikatan menjadi Raja atas Mataram Kuno.

Balaputradewa kemudian pergi ke Sumatera dan membangun Sriwijaya. Lewat kepemimpinannya tersebut, Balaputradewa membalaskan dendam saat Mataram Kuno dibawah pemerintahan Dyah Balitung. 

Bencana alam, serangan Sriwijaya, kudeta Mpu Daksa (keturunan Sanjaya) dan peristiwa Mahapralaya membuat Mataram Kuno keteteran. Kejadian tersebut membuat Mpu Sindok (wangsa Isana) memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur (sekitar Jombang dan Madiun).

Sesuai dengan prasasti Pucangan, akhirnya Sriwijaya mengambil alih kekuasaan di Mataram Kuno. Hingga pada akhirnya, lewat sekutu di Jawa, pemerintahan Mataram Kuno diakhiri oleh Sriwijaya tahun 1016 M.

Itulah sejarah Kerajaan Mataram Kuno mulai dari dibangun hingga akhir pemerintahannya. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu dan membuat kamu semakin mencintai Indonesia.

 

Mengulik Sejarah Kerajaan Mataram Islam

Lazuva.com – Sejarah Kerajaan Mataram Islam | Nah, berikutnya adalah Kerajaan Mataram Islam yang punya sejarah panjang dan tentu penting diketahui. Baik itu asal muasal, alasan keruntuhan dan peninggalan yang masih ada hingga saat ini.

sejarah kerajaan mataram islam

Tahukah kamu kalau salah satu bukti perkembangan Islam di tanah Jawa adalah dengan eksisnya kerajaan Mataram? 

Bahkan di masa jayanya, sempat terbentuk negara Islam dalam bentuk pemerintahan kesultanan yang berkuasa beberapa waktu. 

Seperti apa sebenarnya sejarah kerajaan Mataram Islam tersebut? simak informasi pentingnya berikut ini.

 

Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

Awalnya kerajaan yang letaknya di Kotagede Yogyakarta adalah hadiah menakjubkan, yang diberikan kepada Ki Ageng Pamanahan oleh Sultan Hadiwijaya di abad ke-16. Alasannya karena membantu perjuangan mengalahkan Arya Penangsang pada peristiwa Jipang Panolan.

Kemudian sejarah Kerajaan Mataram Islam singkat dimulai saat Sultan Hadiwijaya menempatkan Ki Ageng Pemanahan menjadi bupati di kawasan Mataram tersebut. 

Selanjutnya Sultan Hadiwijaya mengangkat anak Ki Ageng Pamanahan yaitu Sutawijaya sebagai anaknya. Dan di tahun 1575 Sutawijaya menggantikan posisi sang ayah kandung yang telah wafat.

Akibat kerakusannya, Sutawijaya ingin menambah kekuasaan dengan mendirikan kerajaan Mataram. Namun rencananya itu ditentang Sultan Hadiwijaya sehingga terjadi lah perang tahun 1582 yang melibatkan Sutawijaya dan Sultan Hadiwijaya.

Perang berakhir dengan kemenangan Sutawijaya, dan meninggalnya Sultan Hadiwijaya akibat sakit. Belum selesai sampai disitu, perebutan kekuasaan terus terjadi antara Sutawijaya dan bangsawan sekelas Pangeran Pangiri. Untungnya pasukan kolaborasi Sutawijaya dan bangsawan Pajang berhasil menang.

Setelah itulah tepatnya di tahun 1586 kawasan Mataram dijadikan Kerajaan dengan Sutawijaya sebagai Raja yang diberi gelar Panembahan Senapati. Itulah salah satu kerajaan Islam terbesar di pulau Jawa. 

Dengan peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang masih ada hingga saat ini baik berupa bangunan, artifak hingga prasasti di kawasan Jawa Tengah dan sekitarnya


Baca Juga:

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Masa Kejayaannya

Sejarah Museum Angkut Malang, Sejak Kapan Museum Ini Ada?


Kehidupan di Masa Kerajaan Mataram Islam

Boleh dibilang pada masa keemasan kerajaan ini di abad ke-16 kehidupan masyarakat berada pada kondisi terbaik. Seperti pada kebudayaan dengan sistem pertanian yang tergolong feodal, dengan raja berposisi sebagai pemilih tanah kerajaan dan isinya.

Budaya yang berkembang adalah sultan berperan menata dan mengatur kehidupan masyarakatnya secara keseluruhan. Termasuk masalah seni hingga bangunan yang diterapkan di seluruh wilayah kerajaan.

Sedangkan di bidang sosial diberlakukan hukum Islam untuk semua tatanan kehidupan, dengan memadukannya bersama norma yang ada di tengah masyarakat. Hierarkinya, kekuasaan tertinggi ada pada raja, kemudian disusul pejabat tertentu kerajaan.

Lalu soal keagamaan, berdasarkan sejarah kerajaan Mataram Islam lengkap pada masa keemasannya sudah ada petinggi Islam yang memimpin berbagai acara seperti penghulu, Naid, hingga Surantana.

Di bidang politik selama menjadi Raya, Sutawijaya berhasil merebut banyak wilayah di Pulau Jawa seperti Pasuruan, Jawa Timur dan Jawa Barat. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa pada masa tersebut Mataram Islam sangat terpandang, perkasa dan menjadi salah satu kerajaan yang sangat berjaya.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam

Dari sejarah runtuhnya kerajaan Mataram Islam terjadi pada abad ke-17. Diawali dengan ketika Sultan Agung berupaya merebut Batavia agar bisa menguasai Jawa dan menghalau Belanda, sayangnya upaya itu berbuah kekalahan, yang berdampak buruk pada kondisi perekonomian masyarakat yang hancur lebur.

Ditambah pula seteru yang terjadi antara beberapa kelompok masyarakat mulai dari Wangsa Syailendra dengan Jawa. Hingga datangnya pasukan Sriwijaya yang berperang dengan Mpu Sindok untuk merebut wilayah Jawa.

Akhirnya Pakubuwana III menjadi tolok ukur runtuhnya kerajaan Mataram Islam, sebab ketika itulah disepakati pembagian mataram menjadi dua wilayah yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Tepatnya pada 13 Februari 1755.

Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang terjadi seperti krisis politik pada rentang tahun 927-929 masehi, kemudian adanya keterlibatan Belanda dalam pelaksanaan pemerintahan. 

Kemudian Gunung Merapi yang meletus dan menghancurkan candi dan membuat kawasan kerajaan menjadi rusak.

Faktor internal juga disebut mempengaruhi diantaranya perang saudara, yang sempat terjadi di dalam kerajaan tersebut. Sehingga membuat kamu bangsawan dan rakyat biasa memiliki kesenjangan yang membuat konflik pemicu perang.

Siapa Saja Raja di Kerajaan Mataram Islam?

Berdasarkan alur sejarah, ada enam raja yang sempat memimpin Kerajaan Mataram Islam dari periode tahun 1556 hingga 1703. Siapa saja mereka?

 

  • 1556 hingga 1584 (Ki Ageng Pamanahan)

 

Cikal bakal Kerajaan Mataram digagas oleh Ki Ageng Pamanahan yang membuat Desa Mataram tahun 1556 yang disebut Alas Mentaok. Selama kepemimpinannya, Mataram menjadi salah satu kawasan yang terus berkembang terutama di bidang ekonomi dan agama.

 

  • 1584 hingga 1601 (Panembahan Senapati)

 

Merupakan gelar dari Sutawijaya yang merupakan anak kandung Ki Ageng Pamanahan. Dia menjadi bukti Kebangkitan Mataram, apalagi dia sempat menjadi Senapati Kerajaan Pajang yang merupakan kerajaan milik orang tua isterinya. Dia  berhasil merebut beberapa wilayah di tanah Jawa, sebelum akhirnya dia wafat.

 

  • 1601 hingga 1613 (Raden Mas Jolang)

 

Banyak perang yang terjadi pada masa kepemimpinan pewaris kedua kerajaan ini, ada yang terjadi karena upaya memperluas kekuasaan, tapi ada juga yang merupakan perang mempertahankan kekuasaan dari pihak lain yang ingin berkuasa. Dia meninggal di tahun 1613.

 

  • 1613 hingga 1646 (Raden Mas Rangsang)

 

Berdasarkan sumber sejarah Kerajaan Mataram Islam, anak dari raden Mas Jolang ini berhasil membawa Kerajaan Mataram Islam pada puncak jayanya. Karena kawasan Jawa hampir semuanya berhasil jadi tanah Mataram Islam. 

Tak hanya itu sang raja juga berhasil membuat Mataram jadi kawasan dengan pertanian yang luar biasa.

 

  • 1646 hingga 1676 (Amangkurat I)

 

Saat inilah perpecahan Kerajaan Mataram mulai terjadi, alasan utamanya karena sang raja bersekongkol dengan VOC. Namun dia berjasa dalam pemindahan sentra kerajinan masyarakat Mataram tahun 1647 dari daerah Kotagede ke daerah Plered.

 

  • 1677 hingga 1703 (Amangkurat II)

 

Merupakan pendiri istana Kartasura dan disebutkan sangat mudah terpengaruh oleh hasutan berbagai pihak. Konon katanya dialah yang memberi racun pada Amangkurat I di tahun 1676. Pada masa kepemimpinannya sangat sering terjadi gesekan kepentingan, diantaranya rusaknya hubungan dengan VOC akibat sikap tidak loyal sang raja.

Apa Saja Peninggalan Kerajaan Mataram Islam?

Walaupun sudah lama hilang namun sejarah Kerajaan Mataram Islam dan peninggalannya, menjadi saksi bahwa di tanah Jawa pernah ada kerajaan Islam tersohor. 

Beberapa peninggalannya adalah Sastra Ghending yang merupakan hasil karya dari Sultan Agung. Kemudian tradisi Kalang Obong yaitu membakar peninggalan orang yang sudah meninggal.

Ada juga puing candi yang ada di kawasan Sungai Opak dan Progo, berbagai kerajinan perak khas Mataram yang disimpan di museum bersejarah. 

Ada juga tiga masjid peninggalan Mataram yaitu Masjid Agung Negara, Masjid Jami Pakuncen, dan Masjid Kota Gede. Dan tentunya makan para raja Mataram yang berada di daerah Imogiri salah satunya Raden Mas Rangsang.

Itulah sekelumit sejarah Kerajaan Mataram Islam yang bisa kamu pelajari dan pahami, sebagai penambah wawasan tentang masa lalu. 

Dimana ternyata pernah ada kerajaan Islam besar di tanah Jawa yang memberi banyak pengaruh pada perkembangan budaya, sosial, hukum hingga agama di pulau terbesar milik Indonesia tersebut.

 

 

Baiklah, sudah dijelaskan secara lengkap sejarah Kerajaan Mataram Kuno dan juga sejarah Kerajaan Mataram Islam. Semoga info dan pengetahuan kali ini bermanfaat.